Mengenai Saya

Foto saya
MAKASSAR, SULAWESI SELATAN, Indonesia

Rabu, 20 Juli 2011

Ramadhan Sudah di Depan Mata (Tips Menyambut Ramadhan)

Tidak lama lagi kita akan kedatangan  tamu yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan (Prediksi,1 Ramadhan jatuh tanggal 1 Agustus 2011) yang senantiasa dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.
Bulan yang datang dengan berjuta berkah dan magfirah yang akan membersihkan noda-noda dalam jiwa sang pendosa. Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat yang mulai mengendor,ia ibarat oase di tengah padang sahara pelepas dahaga bagi sang pengembara di bawah teriknya sang mentari. Hanya orang fasik dan zhalim yang mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan,bahkan mereka mencela,membenci, dan menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang hawa nafsu yang senentiasa diperturutkannya.
Namun demikian kita tetap bersyukur, masih banyak kaum muslimin yang melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak pula diantara mereka yang menyambut dan mengisi hari-harinya di bulan Ramadhan dengan penyimpangan-penyimpangan dari apa yang disyariatkan oleh Allah سبحانه وتعلى, diantaranya ada yang menyambutnya dengan pesta, pawai-pawai, bahkan di-antara mereka ada yang mempersiapkan acara begadang yang diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan menjurus kepada kemaksiatan. Sehingga benarlah apa yang disinyalir oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sabda beliau :

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ  رواه أحمد و ابن ماجه

“Betapa banyak orang yang berpuasa bagian yang ia dapatkan (hanyalah) lapar dan dahaga” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Oleh karena itu sebagai seorang muslim hendaklah mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan di dalam menyambut bulan suci Ramadhan serta amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah  dan Rasul-Nya.

Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan
1. Memperbanyak do’a kepada Allah
Adalah merupakan kebiasaan bagi para generasi yang shalih pendahulu kita dengan memperbanyak do’a sebelum masuknya bulan Ramad-han, sehingga diriwayatkan diantara me-reka ada yang memohon kepada Allah  agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan sejak 6 bulan sebelumnya. Mereka juga memohon kepada Allah  agar diberikan kekuatan dan pertolongan di dalam melaksanakan ibadah-ibadah di dalamnya seperti puasa, qiyamul lail, sedekah dan sebagainya.

2. Bersuci dan membersihkan diri
Yaitu kebersihan yang bersifat maknawi seperti taubat nasuha dari segala dosa dan maksiat. Pantaskah kita me-nyambut tamu yang agung dan mulia dengan keadaan yang kotor?, Pantaskah kita menyambut bulan Ramadhan yang dicintai oleh Allah  dan Rasul-Nya dengan gelimangan dosa?, Bagaimana kita ber-puasa sedangkan shalat masih sering kita lalaikan ? yang mana meninggalkannya merupakan sebuah kekufuran. Bagaima-na kita menahan diri dari segala yang mubah (makan dan minum) kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram ? yang merupakan hasil riba, suap dan harta haram lainnya. Bagaimana kita ber-harap puasa kita dapat diterima sedang-kan kita dalam keadaan seperti ini. Renungilah sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَ الْعَمَلَ بِهِ فَلَْيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ  رواه البخاري

“Barangsiapa yang tidak meninggal-kan perkataan dusta dan beramal dengannya maka tidak ada bagi Allah  kepentingan terhadap puasa (yang sekedar meninggalkan makan dan minum)” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu sebelum pintu taubat tertutup, sebelum matahai terbit dari sebelah barat, sebelum nyawa sampai di tenggorokan maka bersegeralah bertau-bat dengan taubat yang sebenar-benarnya. Allah سبحانه وتعلى berfirman :

يَآيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا تُوْبُوْا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوْحًا .... التحريم :8

“Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya...” (QS. At Tahrim:8)

3. Mempersiapkan jiwa

Yaitu dengan memperbanyak amal-amal shalih pada bulan Sya’ban karena pada bulan ini bulan diangkatnya amalan-amalan pada Allah. Sebagaimana hadits Usamah bin Zaid t yang diriwa-yatkan oleh Imam An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah yang dihasankan oleh Syaikh Al Albani bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم berpuasa sepanjang bulan Sya’ban atau beliau memperbanyak puasa di dalamnya kecuali hanya beberapa hari saja beliau tidak melakukannya.


4. Bertafaqquh (mempelajari) hukum-hukum puasa dan mengenal petunjuk Nabi  صلى الله عليه وسلم

sebelum memasuki puasa seperti mempelajari syarat-syarat diterimanya puasa, hal-hal yang mem-batalkannya, hukum berpuasa di hari syak (meragukan), perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan dilarang bagi yang berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum shalat tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur seperti me-ngadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat fitri dan lain-lain. Maka hendaknya kita ber-ilmu sebelum memahami dan mengamal-kannya. Sebagaimana firman Allah سبحانه وتعلى :

فَاعْلَمْ أَنــَّهُ  لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ     محمد : 19

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguh-nya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan termpat tinggalmu” (QS. Muhammad :19) Didalam ayat ini Allah سبحانه وتعلى mendahu-lukan perintah berilmu sebelum berkata dan berbuat.

5. Mengatur sebaik-baiknya program di bulan Ramadhan.
Bila seorang tamu yang agung datang berkunjung ke rumah kita kemudian kita menyambutnya dengan baik tentu kita akan mendapatkan pujian serta balasan dari tamu tersebut, begitu pula dengan bulan Ramadhan yang datang dengan membawa berbagai macam keutamaan. Jika kita menyambutnya dengan persia-pan serta program-program untuk tamu agung ini tentu kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.

Maka dari itu hendaklah kita mengisi bulan suci ini dengan memperbanyak iba-dah shalat sunnat, membaca Al Qur’an, memperbanyak tasbih, tahmid, takbir dan istighfar dan lebih peduli kepada nasib orang fakir dan miskin, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi, memuliakan tamu, men-jenguk orang sakit dan ibadah-ibadah lain yang semisal dengan itu guna meraih gelaran mulia dari Allah, yaitu “Taqwa” dimana ia merupakan simbol sejati bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa mengikhlaskan hati dan memurnikan iman yang terpatri lewat amalan ibadah yang relevan dengan hukum syar’i.

Keutamaan Puasa Ramadhan
Berpuasa di bulan Ramadhan selain ia suatu kewajiban individu bagi yang memenuhi syarat, namun ia juga me-nyimpan banyak keutamaan di balik semua itu, diantaranya :

1. Puasa adalah rahasia antara hamba dengan Tuhannya. Dan Allah-lah yang akan memberikan balasannya. Dalam hadits qudsi Allah سبحانه وتعلى berfirman :

نْ حَسَنَةٍ عَمِلَهَا ابْنُ آدَمَ إِلاَّ كُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ U إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ  رواه النسائي

“Tidaklah seorang anak Adam mela-kukan suatu amalan kebaikan, kecuali akan dituliskan baginya sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat (pahala) kebaikan. Allah  سبحانه وتعلى berfirman : “Kecuali puasa maka sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang me-nentukan ganjaran (pahala)nya” (HR. An Nasaa’i)


Imam An Nawawi berkata:
“Dikatakan (bahwasanya Allah sendiri yang akan memberikan pahala orang berpuasa) karena puasa adalah bentuk ibadah yang tersembunyi yang jauh dari perbuatan riya’, hal ini berbeda dengan ibadah shalat, hajji, berjihad, shadaqah dan amalan-amalan ibadah yang zhahir (tampak) lainnya” (Lihat Syarh Shahih Muslim 8:271)

2. Bagi orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembira-an, kegembiraan ketika ia berbuka dan kegembiraan ketika ia menemui Rabb-nya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

  لِلصَّــائِمِ فَرْحَــتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبـــَّــهُ  رواه البخاري و مسلم

“Bagi orang yang berpuasa dua kegembiraan, kegembiraan ketika ia berbuka serta kegembiraan ketika ia menemui Rabbnya” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Pengampunan dosa
Seorang hamba yang berpuasa dan melakukan amal ibadah lainnya karena iman dan mengharap ridha Allah maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diam-puni oleh Allah  سبحانه وتعلى . Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersab-da :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابــًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  رواه البخاري و مسلم

“Barang siapa yang berpuasa Ramad-han karena iman dan mengharap ridha Allah, diampuni dosa-dosa nya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Bau mulut orang  yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada aroma misk (minyak wangi). Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْــيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيـْـحِ الْمِسْكِ  رواه البخاري و مسلم

“Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada aroma misk (minyak wangi)” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Terdapat waktu yang mustajab.

Bagi yang berpuasa ada waktu, yang mana apabila ia berdo’a pada waktu tersebut, maka do’a itu tidak tertolak, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

  إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً  مَا تُرَدُّ  رواه ابن ماجه

“Sesungguhnya orang-orang yang ber-puasa pada saat berbuka mempunyai waktu dimana do’anya tidak tertolak” (HR. Ibnu Majah)    

Ya Allah kami rindu dengan bulan Ramadhan, maka pertemukanlah kami dengannya dan berilah kami kekuatan untuk beribadah didalamnya sebagai-mana yang Engkau cintai dan ridhai.(Al Fikrah)

Jumat, 15 Juli 2011

Laporan Penelitian : Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Pada SDN di Kota Makassar (Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja)


A.       Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:
1.      Tenaga guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di kota Makassar masih kurang, dari hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa dari 366 SDN di Kota Makassar guru berstatus PNS hanya 340 orang dan honorer 100 orang, jika idealnya guru PAI setiap sekolah 2 orang maka kebutuhan guru PAI di SDN Kota Makassar adalah  732 orang, itu berarti masih terdapat kekurangan guru PAI sebanyak 292 orang. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi guru  PAI di  SDN Kota Makassar tidak seimbang, karena ada sekolah yang mempunyai 4 guru PAI, ada yang 3 guru, 2 guru, dan bahkan ada yang hanya 1. Kendalanya adalah pengangkatan guru PAI dilakukan oleh dua lembaga yang berbeda, yaitu Pemerintah kota dan kementerian agama. Hal ini juga diperburuk oleh kondisi, bahwa kepala sekolah juga melakukan perekrutan tenaga (guru) honorer tanpa melakukan koordinasi dengan pihak terkait (dinas pendidikan).
2.      Kinerja guru pendidikan agama Islam pada  sekolah dasar negeri di kota Makassar berdasarkan rata-rata hasil analisis distribusi frekuensi berada pada kategori sedang, cenderung tinggi. Ini berarti bahwa umumnya guru pendidikan agama Islam pada sekolah tersebut telah melakukan aktifitas proses pembelajaran yang berkaitan dengan profesinya walaupun belum maksimal. Selain itu, dari hasil penelitian ini, kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di kota Makassar yang masih berada pada kategori rendah adalah komunikasi dalam pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia (guru) yang belum optimal.
3.      Faktor yang dapat mendukung peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota makassar adalah motivasi kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam. Faktor-foktor tersebut telah memberikan dukungan dalam rangka peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar, meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan tersebut masih berada pada kategori sedang. Ini berarti bahwa dukungan ketiga faktor tersebut memberi kontribusi positif dalam peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di kota Makassar.
4.      Faktor yang dapat menghambat kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar adalah belum maksimalnya motivasi kerja guru pendidikan agama Islam. Di antara penyebabnya adalah guru-guru pendidikan agama Islam umumnya akan memasuki masa pensiun, sehingga kurang produktif lagi dan cenderung terpokus pada mempersiapkan memasuki masa pensiun. Kepemimpinan kepala sekolah juga dipandang belum maksimal dalam menjalankan perannya, khususnya dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana penunjang proses pengajaran pendidikan agama Islam, seperti ketersediaan sarana ibadah, buku-buku penunjang lainnya selain buka paket, media pembelajaran yang masih terbatas, sokongan kepala sekolah dalam rangka mengikuti pendidikan dan pelatihan dan pentas PAI, termasuk di dalamnya adalah masih kurangnya penghargaan terhadap guru pendidikan agama Islam. Pengawas pendidikan agama Islam juga belum profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya, hal ini dapat dilihat dari aktivitas pengawas pendidikan agama Islam yang tidak terlalu sering dalam melakukan pengawasan terhadap proses pengajaran guru pendidikan agama Islam di sekolah (kelas), demikian juga evaluasi terhadap perencanaan pembelajaran guru, termasuk proses dan hasil pembelajaran yang masih rendah. 
5.      Strategi peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar  dapat dilakukan dalam beberapa langkah, di antaranya adalah melalui learning organization, rewarding sistem, dan pengawasan dan evaluasi guru pendidikan agama Islam. Dalam learning organization, kinerja guru dapat ditingkatkan melalui serangkaian aktivitas, di antaranya briefing setiap minggu sehabis upacara bendera, KKG PAI yang terjadwal secara sistematis, dan melalui lesson study. Untuk rewarding sistem, kinerja guru dapat ditingkatkan dengan memberikan insentif, berupa peningkatan kesejahteraan guru, misalnya dengan tunjangan sertifikasi, dapat juga dalam bentuk penghargaan lainnya. Untuk pengawasan dan evaluasi guru pendidikan agama Islam, peningkatan kinerja guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam dengan melakukan pengawasan dan evaluasi secara optimal terhadap seluruh aktifitas guru pendidikan agama Islam termasuk di antaranya adalah dalam merencang dan mempersiapkan perangkat pembelajaran.
B.        Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan kesimpulan di atas bahwa ada keterbatasan guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di kota Makassar, distribusi yang tidak seimbang, kinerja guru pendidikan agama Islam yang masih pada kategori sedang. Termasuk dukungan positif dari motivasi kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam. Berangkat dari itu, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi penelitian sebagai berikut.
1.        Terbatasnya guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar, dimana tidak seimbang antara jumlah sekolah dan rombel dengan guru PAI, hendaknya dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk menata keberadaan guru PAI pada SDN di kota Makassar. Dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.        Pengadaan guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar, hendaknya ditingkatkan setiap tahunnya, mengingat kebutuhan guru semakin meningkat dengan banyaknya guru pendidikan agama Islam yang memasuki masa pensiun.
b.        Pembinaan guru pendidikan agama Islam, hendaknya dilakukan oleh satu lembaga saja apakah pemerintah daerah atau kementerian agama Islam. Tujuannya adalah agar penataan, distribusi dan pembinaan guru pendidikan agama Islam lebih fokus dan terarah.
c.         Memaksimalkan guru pendidikan agama Islam yang ada saat ini, dengan melakukan langkah-langkah strategis seperti dikemukakan di atas, memperbanyak  pendidikan dan pelatihan KTSP, PTK, ITC bagi guru, mendorong dan menfasilitasi guru untuk melanjutkan studi, dan penataan distribusi guru-guru pendidikan Islam.
d.        Bagi kepala sekolah, dalam pengangkatan tenaga honorer (tenaga bantu) guru pendidikan agama Islam hendaknya melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan nasional atau Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
2.         Peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar sangat berhubungan erat dengan dukungan motivasi kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam. Ketiga faktor pendukung ini memberi dukungan masing-masing berada pada kategori sedang, cenderung tinggi, motivasi kerja guru 30,68 persen berada pada kategori tinggi, kepemimpinan kepala sekolah 35,65 persen berada pada kategori sedang dan pengawas pendidikan agama Islam  35,30 persen juga berada pada kategori sedang. Jika dilihat dari aspek ini dukungan, persentase tersebut tergolong kecil. Oleh karena itu, ketiga faktor pendukung tersebut hendaknya mendapatkan perhatian dari guru, kepala sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam, sehingga dapat ditingkatkan secara maksimal.
3.        Dukungan motivasi kerja guru dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam, berdasarkan hasil penelitian rata-rata  30,68 persen berada pada kategori tinggi (sering). Ini berarti bahwa  dukungan motivasi kerja guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kinerjanya sukup positif. Oleh karena itu, mengembangkan motivasi kerja di sekolah sangat penting bagi Kepala Sekolah maupun bagi guru, Kepala sekolah perlu upaya untuk memotivasi guru, sedang guru perlu upaya untuk memotivasi dirinya sendiri. Menjadi guru tidak hanya diperlukan kompetensi keguruan semata, namun yang penting mereka mempunyai semangat bekerja dan antusias yang tinggi, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan motivasi kerja guru adalah:
a.         Mendorong guru untuk meningkatkan karirnya. Guru dapat berkarir sampai puncak, merupakan suatu kebutuhan asasi bagi guru. Sebaiknya guru diberi keleluasaan dan didorong untuk meningkatkan karirnya. Guru didorong untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, guru diberi kesempatan untuk ikut tes seleksi menjadi calon kepala sekolah, merupakan cara-cara yang baik untuk memotivasi guru. Dengan memberi kesempatan guru untuk berkembang maka membuat guru akan semakin termotivasi untuk bekerja.
b.         Meningkatkan kesejahteraan guru. Kebutuhan untuk memenuhi keamanan dan ketentraman dalam hidup dengan ditunjang oleh perekonomian, guru yang mapan merupakan suatu kebutuhan yang bisa memicu motivasi kerja. Adanya kebutuhan sehari-hari guru yang tidak kekurangan akan membuat guru menjadi tenang dalam bekerja, karena dalam pikirannya tidak memikirkan bagaimana cara untuk menutupi belanja sehari-hari rumah tangganya. Kesejahteraan yang diperoleh oleh guru dari sekolah, terutama kesejahteraan dari segi finansial akan dapat membangun guru menjadi guru yang memiliki semangat untuk untuk bekerja dan muaranya guru menjadi puas dalam bekerja.
c.         Memberikan reward/penghargaan kepada guru yang berhasil, penghargaan yang tidak terlalu tinggi akan dapat mendorong guru untuk termotivasi. Pujian atas keberhasilan, pemberian honor dari kerja lembur, memperoleh simpati dan penghormatan dari siswa merupakan suatu penghargaan yang penting bagi guru untuk memicu motivasi kerjanya. Namun penghargaan yang terlalu sering dan berlebih-lebihan akan membosankan dan tidak berkesan lagi sehingga tidak bisa lagi digunakan alat untuk memotivasi kerja guru.
d.         Membuat suasana kekeluargaan di sekolah, Suasana yang harmonis, penuh kekeluargaan dan saling tersenyum diantara para warga sekolah merupakan pemicu motivasi kerja guru. Guru akan betah disekolah dan senang bekerja, karena di sekolah akan bertemu dengan rekan-rekan yang ramah dan menyenangkan. Namun suasana yang tidak menyenangkan di sekolah akan membuat guru menjadi jenuh, dan tidak betah dalam mengajar.
e.         Komunikasi yang terbuka. Adanya keterbukaan dalam komunikasi semua komponen di sekolah. Keterbukaan manajemen di sekolah, keterbukaan dalam pengalokasian pekerjaan akan membuat suasana menjadi tenang dan damai dan jauh dari prasangka. Sekolah sebagai suatu organisasi yang dikelola secara terbuka ini membuat guru menjadi lega, guru menjadi tahu keadaan yang sebanarnya dan bisa ikut membantu berpikir pemecahnnya. Oleh karena itu sekolah hendaknmya didoring untuk terbuka dalam manajemen, dan komunikasi saling terbuka, jujur sehingga membuat semua menjadi lapang.
4.        Dukungan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar, rata-rata 35,65 persen atau berada pada kategori sedang. Ini berarti bahwa peran aktif kepala sekolah belum optimal oleh karena itu perlu ditingkatkan, dengan beberapa usaha yang dapat dilakukan, di antaranya:
a.       Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) perlu menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
b.       Kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
5.        Dukungan lainnya adalah dari pengawas pendidikan agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pengawas pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam, rata-rata 35,30 persen atau berada pada kategori sedang (kecil) oleh karena itu, pengawas pendidikan agama Islam harus berupaya dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pengawas pendidikan agama Islam adalah:
a.       Pengawas pendidikan agama Islam hendaknya memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang teknis edukatif dan administratif. Selain itu, pengawas pendidikan agama Islam harus berperan sebagai mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarn dan bimbingan di sekolah binaannya, berperan sebagai inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran, konselor bagi guru dan seluruh staf sekolah.
b.       Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawas pendidikan agama Islam tersebut dapat berjalan dengan baik apabila pengawas memahami posisi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas pendidikan agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan fungsi pengawas pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar masih kecil. Hal ini menunjukkan masih belum tingginya peran supervisi pengawas pendidikan agama Islam tidak terlepas dari rendahnya pemahaman para pengawas terhadap hakekat supervisi itu sendiri. Para pengawas masih terpaku dengan nama jabatannya sebagai pengawas, yaitu mengawasi guru dengan melakukan banyak koreksi atau mencari kesalahan orang lain. Tugas pengawas untuk melayani dan membantu guru yang merasa kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya terabaikan. Nampaknya pengawas masih mengikuti pola lama dengan banyak melakukan koreksi atau mencari kesalahan guru. Padahal tidak semua guru melakukan kesalahan, melainkan ada guru yang perlu diberi dorongan dan penguatan agar ia terus berkembang dan bukan dihambat. Jika perlu mereka hendaknya diberikan kesempatan melakukan supervisi sesama teman guru, atau dalam istilah supervisi adalah supervisi kolegial atau supervisi kesejawatan. Kenyataan yang terjadi di lapangan, para pengawas kurang aktif melakukan supervisi secara teratur dan berkesinambungan, yang ditandai dengan rendahnya tingkat kehadirannya di sekolah binaanya. Padahal pengawas yang bersangkutan tetap punya tanggung jawab moral membina guru di sekolah tersebut, tidak pindah sebelum tugasnya rampung dan kehadirannya seoptimal mungkin. Hal ini karena pengawas dalam kehadirannya di sekolah atau di kelas tidak maksimal. Apalagi dalam aturan, mereka diwajibkan melakukan supervisi awal (masa permulaan belajar), tengah (proses pembelajaran), dan akhir (evaluasi). Keadaan ini menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan pengawas Pendais terhadap guru-guru pendidikan agama Islam pada sekolah dasar negeri di Kota Makassar kurang berperan dengan maksimal karena keterbatasan para pengawas itu sendiri. sementara pelatihan bagi mereka kurang memadai, dan buku bacaan supervisi yang kurang menjadikan profesionalisme. Kemampuan para pengawas perlu terus ditingkatkan agar mampu menjawab tantangan perkembangan dunia pendidikan semakin maju dan inovatif. Kekurangan-kekurangan tersebut telah berakibat pada perilaku pengawas dalam melakukan supervisi pembelajaran kepada guru, menunjukkan tanggung jawabnya rendah. Sementara itu, hal tersebut menjadikan tanggung jawab guru semakin tinggi (besar), karena peran dimainkan pengawas dalam kapasitasnya sebagai supervisor pembelajaran kurang menyentuh layanan langsung untuk membantu memecahkan masalah dihadapi guru di kelas.